Pitutur Si Mbah


Kita tentu menyadari bahwa kita masih lemah, kita juga menyadari bahwa berdo’a harus berimbang dengan pelaksanaan, kita menyadari pula banyak hikmah dibalik kegetiran alam sekitar kita, kita juga menyadari sedalam dalamnya di balik kesulitan ada jalan lain untuk mengupayakan lebih mudahnya,
kita pun harus menyadari sebatas mana kesanggupan dan kekuasaan kita mencapai ketinggian, kita menyadari banyak pitutur kehidupan masuk ruas ruas relung pemikiran hingga mencapai titik sudut qalbu kita, paling tidak kita tidak memberontak kepadaNya dengan alasan apapun tanpa mengetahui sebab wajar akan hal itu, nasab pitutur ke_Jawa_an kita pun ikut membimbing sampai dimana kita mengenal diri sendiri, mengenal Sang Pencipta segala alam beserta isinya juga tanda tanda keAgunganNya serta sifat Maha.. Maha.. Nya, yang lain,,

Beberapa berikut ini Setali nasab pitutur Ke_Jawa_an kita,,
• Aja Mangro Mundak Kendo (Jangan berfikir mendua agar tidak luntur niat dan semangat).
• Aja Gumunan, Aja Getunan, Ojo Kagetan, Ojo Aleman (Jangan mudah terheran-heran; Jangan mudah menyesal; Jangan mudah terkejut; Jangan mudah kolokan atau manja).
• Cincing-cincing mekso klebus (Untuk menyatakan maunya irit tapi boros).
• Cecak nguntal cagak (Untuk menyatakan suatu keinginan yang tidak seimbang dengan kekuatan).
• Diwenehi ati ngrogoh rempela (Untuk menyatakan orang yang tidak bersyukur ketika diberi).
• Datan Serik Lamun Ketaman, Datan Susah Lamun Kelangan (Jangan gampang sakit hati manakala musibah menimpa diri; Jangan sedih manakala kehilangan sesuatu).
• Emban cindhe emban siladan (Untuk menyatakan orang yang pilih kasih dalam memberi atau membela).
• Esok dhele sore tempe (Untuk menyatakan orang yang mudah terbawa angin dan tidak punya pendirian).
• Kakehan gludug ora udan (Untuk menyatakan orang yang banyak bicara tetapi hasilnya tidak tampak).
• Koyo banyu karo lengo (Untuk menyatakan orang yang tidak bisa rukun dan akur).
• Kegedhe nempyak kurang cagak (Untuk menyatakan punya cita cita yang besar tetapi tidak punya kemampuan yang cukup).
• Mburu uceng kelangan dheleg (Untuk menyatakan ketika mencari yang kecil justu kehilangan yang lebih beharga).
• Memayu Hayuning Bawono, Ambrasto dhur angkoro (Manusia hidup di dunia harus mengusahakan keselamatan, kebahagiaan dan kesejahteraan; serta memberantas sifat angkara murka, serakah dan tamak).
• Milih milih tebu oleh boleng (Untuk menyatakan terlalu banyak pertimbangan yang akhirnya justru mendapat yang tidak baik).
• Ngluruk Tanpo Bolo, Menang Tanpo Ngasorake, Sekti Tanpo Aji-Aji, Sugih Tanpo Bondho (Berjuang tanpa perlu membawa massa; Menang tanpa merendahkan atau mempermalukan; Berwibawa tanpa mengandalkan kekuasaan, kekuatan; kekayaan atau keturunan; Kaya tanpa didasari kebendaan).
• Ojo Ketungkul Marang Kalungguhan, Kadonyan lan Kemareman (Janganlah terobsesi atau terkungkung oleh keinginan untuk memperoleh kedudukan, kebendaan dan kepuasan duniawi).
• Ojo Milik Barang Kang elok, Aja Mangro Mundak Kendo (Jangan tergiur oleh hal-hal yang tampak mewah, cantik, indah; Jangan berfikir mendua agar tidak kendor niat dan kendor semangat).
• Urip Iku Urup (Hidup itu Nyala, Hidup itu hendaknya memberi manfaat bagi orang lain disekitar kita, semakin besar manfaat yang bisa kita berikan tentu akan lebih baik).

Tentu kita mengerti, tentu kita berusaha memperbaiki diri kita, tanpa mengharapkan amat lebih melewati toleransi, kondisi dan situasi serta psikologi yang membatasi ruang gerak kita sebagai MakhluqNya.. Sekian, semoga memberi guna dan manfaat akhirnya meraih martabat diri kita semua..

Tinggalkan komentar